Lemonella- Sempat Rugi 100 Juta Namun Tidak Menyerah

tania gita June 16, 2021
Inagri

Pak Dadan Kartiwa sejak dini sudah dididik untuk bekerja dibidang pertanian karena orangtuanya adalah seorang petani. Maka pada tahun 2002, Pak Dadan memulai usahanya dibidang pertanian di daerah Lembang. Meskipun pada awalnya memang bidang pertanian cenderung belum stabil karena harga masih ditentukan oleh pasar namun Pak Dadan gambling dan mencoba membuat usaha dibidang ini. Awal mulanya di tahun 2002, beliau mengambil produk/ barang dari para petani dan menjualnya. Baru di tahun 2004 memulai mulai membudidayakan beberapa tanaman serta tetap mengambil beberapa barang dari mitra. Tetapi kerena kurangnya pengetahuan dibidang pertanian dan management akhirnya sempat mengalami kerugian.

Kerugian ini disebabkan karena terjadi gagal produksi dan juga pembayaran. Seringkalai Pak Dadan tidak mendapat bayaran atau tidak mendapatkan keuntungan ditahun 2002-2014. Kerugian yang dihasilkan bahkan mencapai Rp.100.000.000. Kerugian ini tentu harus ditanggung oleh Pak Dadan sendiri yang akhirnya terpaksa meminjam uang ke bank untuk membayar ganti rugi ke petani sebesar Rp.100.000.000. Pada akhirnya Pak Dadan memilih menjadi satpam di Kota Bandung selama 12 tahun untuk membayar cicilan tersebut selama 7 tahun. Selama menjadi satpam, Pak Dadan tetap menggeluti bidang pertanian karena semua gajinya sebagai satpam dipakai untuk menyicil ke bank. Meskipun begitu, pelan-pelan Pak Dadan jadi banyak belajar pertanian dan juga management.

Meskipun pernah rugi bahkan sampai hampir bangkrut, Pak Dadan tetap ingin fokus di bidang pertanian atau produk pangan karena menyadari bahwa bidang ini tidak ada matinya. Semua golongan masyarakat akan selalu membutuhkan produk pangan karena pangan adalah kebutuhan pokok bagi manusia. Maka dari itu Pak Dadan mencoba untuk membenahi management yang ada dan menari mitra serta buyer yang aman. Kemudian, menurut Pak Dadan, ada tantangan dalam berbisnis dibidang pertanian. Petani itu seringkali malas dalam urusan administrasi, seperti pencatatan hasil tani atau produk olahan. Petani juga seringkali terus-terusan menyemprot anti hama atau memberikan pupuk. Padahal setiap tanaman memiliki kebutuhan pupuk yang berbeda dan juga tidak harus selalu menyiram tanamana dengan semprotan anti hama jika memang tidak ada hama. Maka diperlukannya pendidikan dan pelatihan pada para petani agar lebih hemat dan efisien.

Saat ini, kebun yang dimiliki Pak Dadan sudah memiliki program tanamnya sendiri. Jadi dulu hasil tani yang dihasilkan biasanya disalurkan ke pasar tradisional saja dan terkadang tidak bisa memenuhi kebutuhan buyer atau bahkan surplus. Maka dari itu dibuatlah program tanam yang dapat membantu Pak Dadan dalam mengelola hasil taninya agar bisa memenuhi kebutuhan buyer.

Untuk info selengkapnya, yuk tonton videonya di InagriTV!

Narasumber: Dadan Kartiwa (Owner Lemonella)