Netisane – Dari Limbah Pengolahan Kopi Menjadi Segelas Teh Menyehatkan

tania gita June 26, 2021
Inagri

Indusrti pertanian meskipun terdengar organik dan ramah lingkungan namun tetap saja menghasilkan limbah. Maka dari itu, hadirlah PT. Agritama Sinergi Inovasi (Agavi) untuk menjadi solusi bagi masalah ini. Agavi merupakan sebuah startup yang berfokus di bagian pengolahan pertanian, inovasi lahan dan juga melakukan kolaborasi RnD (Research and Development). Tujuan utama dibentuknya Agavi adalah menyelesaikan salah satu masalah di pertanian yaitu pengolahan limbah. Sari sebagai CEO Agavi berharap bahwa dengan didirikannya Agavi dapat membantu social entrepreneur dan UMKM, terutama di bidang kuliner, dalam memahami potensi produknya dan betapa pentingnya praktik keamanan pangan.

Netisane merupakan salah satu brand dari Agavi yang menjadi jawaban untuk limbah kulit kopi. Netisane hadir pada November 2020 atas respon dari menurunnya omset petani kopi di tengah pandemi. Seperti yang kita tahu, masa pandemi berdampak bagi semua kalangan termasuk petani. Menurunnya omset petani kopi ini salah satunya karena coffeeshop banyak sekali yang tidak beroperasi atau tidak beroperasi secara maksimal yang mana tentu saja kebutuhkan kopi pasti berkurang. Maka dari itu, petani kopi sangat membutuhkan alternatif yang dapat menambah pendapatan mereka. Ternyata, kulit buah kopi adalah jawabannya.

Panen kopi hanya terjadi satu tahun sekali dan biasanya petani hanya memanfaatkan beannya saja. Padalah dalam satu bean, kandungan kulit buah kopi mencapai 45%. Maka, jika panen satu ton, ada sekitar 400-500 kg kulit buah kopi yang terbuang. Mungkin ada yang berpikir bahwa limbah kulit buah kopi itu organik jadi akan melebur dengan tanah secara alami. Namun jika limbahnya terlalu banyak, malah membuat tanah menjadi asam karena penguraian yang tidak optimal. Inilah alasan lain didiirikannya Netisane.

Netisane juga ingin mengubah persepsi masyarakat mengenai pangan sehat. Banyak yang orang yang berpikir bahwa pangan yang sehat itu hambar dan tidak enak. Hal ini membuat mereka tidak ingin mencoba dulu karena sudah ada “image” seperti itu untuk pangan sehat. Maka diharapkan Netisane dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa dengan adanya inovasi, pangan sehat bisa memiliki rasa yang enak dan yang pastinya sehat.

Netisane saat ini bekerja sama dengan koperasi di Gunung Puntang untuk mendapatkan kulit buah kopi. Dari koperasi ini, kulit buah kopinya didapatkan dari gabungan panen 100-200 petani kopi. Disana juga dilakukan pengolahan kulit buah kopi yang sesuai dengan kaidah keamanan pangan untuk konsumsi. Teknik pengolahannya dilakukan seperti pengolahan kopi yang mana ada tiga cara yaitu, honey, natural dan full wash. Netisane sendiri hanya menggunakan dua teknik pengolahan yaitu honey dan natural.

Pengolahan kopi dengan teknik Honey adalah sebagai berikut:

  1. Pencucian biji kopi dan juga disortir dari buah yang kuning dan hijau. Karena yang dipakai untuk kopi hanya yang berwarna merah
  2. Cuci buah kopi sampai bersih. Saat dicucim akan terlihat biji kopi yang mengambang. Itu dipisahkan kerena biji kopi yang mengambang berarti kualitasnya rendah
  3. Pulping atau proses pemisahan biji kopi dengan kulitnya yang mana kulitnya akan menjadi bahan dasar cascara.
  4. Keringkan kulit buah kopi di green house dengan slow drying selama 7-15 hari dengan suhu 30-35 derajat celcius.
  5. Fermentasi kulit buah kopi sesuai dengan karakter buah kopi. Jika perlu dibantu dengan kultur mikroorganisme, maka akan ditambahkan. Lalu
  6. Lakukan slow drying lagi hingga kadar air benar-benar hilang dan sortir dari debu atau kotoran yang ada
  7. Kulit buah kopi akan didapatkan kurang lebih 25-40 hari.

Untuk info selengkapnya, yuk tonton videonya di InagriTV!

Narasumber: Sari Nurmayani – CEO PT. Agritama Sinergi Inovasi (Agavi) dan Netisane